Kamis, 06 April 2017

Intelegensi

INTELEGENSI

Pandangan Awam
Intelegensi adalah istilah yang menggambarkan kecerdasar, kepintaran ataupun kemampuan untuk memcahkan masalah yang dihadapi. Intelegensi terbagi menjadi 2 yaitu :
1.      Inteligen Tinggi: Kemampuan untuk memahami dan menyelesaikan problem mental dengan cepat, kemampuan mengingat, kreativitas tinggi dan imajinasi yang berkembang
2.      Intelegensi Rendah: Kemampuan dengan perilaku yang lamban, tidak cepat mengerti, kurang mampu menyelesaikan problem mental yang sederhana.
Intelegensi Menurut Ahli
Terman (1916)       : Intelegensi adalah kemammpuan seseorang untuk berpikir secara abstrak.
Thorndike (1921)   : Intelegensi adalah kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari                                    pandangan kebenaran atau fakta.
Wechsler                : Intelegensi sebagai totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara rasional, serta menghadapi lingkungan dengan efektif.
Flynn                      : Intelegensi adalah kemampuan berpikir secara abstrak dan kesiapan untuk belajar dari pengalaman.
Keberhasilan dalam Belajar
Keberhasilan dalam belajar dipengaruh beberapa factor diantaranya :
·         Faktor Internal
-Fisik                           : Panca Indera, kondisi Psikologis
-Non Kognitif                         : Minat, motivasi, kepribadian
-Kognitif                     : Bakat dan Intelegensi
·         Faktor Eksternal
-Fisik               : Kondisi tempat belajar, sarana dan perlengkapan belajar, materi                   belajar, dan kondisi lingkungan belajar.
-Sosial             : Dukungan social dan pengaruh budaya

Tes Intelegensi Individual

Tes Binet
Pada tahun 1904 Menteri Pendidikan Perancis meminta Psikolog Alfred Binet untuk menyusun  metode guna mengidentifikasi anak-anak yang tidak mampu belajar di sekolah. Binet dan mahasiswanya, Theophile Simon, menyusun tes intelegensi untuk memenuhi permintaan ini. Tes ini terdiri dari 30 pertanyaan, mulai dari kemampuan untuk menyentuh telinga hingga kemampuan untuk menggambar desain berdasarkan ingatan dan mendefinisikan konsep abstrak. Binet mengembangkan konsep Mental Age (MA) atau usia mental, yakni level perkembangan mental individu yang berkaitan dengan perkembangan lain. Lalu pada tahun 1912 William Stern menciptakan konsep Intelligence quotient (IQ), yaitu usia mental seseorang dibagi dengan usia kronologis (chronologi age-CA), dikalikan 100. Jadi rumusnya, IQ = MA/CA x 100. Jika usia mental sama dengan usia kronologisnya, mak IQ orang tersebut adalah 100, jika usia mental diatas usia kronologisnya, maka IQ orang tersebut lebih dari 100.

Skala Wechsler
Skala Wechsler adalah tes yang dikembangkan oleh David Wechsler. Tes ini mencakup Wechsler Preschool and Primary Scale of Intellegence-Revised (WPPSIR) untuk menguji anak usia 4 sampai 6,5 tahun. Wechsler Intellegence Scale for Children-Revised (WISC-R) untuk anak dan remaja dari usia 6 hingga 16 tahun dan Wechsler Adult Intellegence Scale-Revised (WAIS-R). Selain menunjukkan IQ keseluruhan, skala Wechsler juga menunjukkan IQ verbal dan IQ kinerja.

Teori Multiple Intellegences
Charles Spearman mengatakan bahwa orang punya intelegensi umum yang disebut g, dan tipe intelegensi spesifik yang disebut s. Sejak awal 1930-an, L.L Thurstone (1938) mengatakan orang mempunyai tujuh kemampuan intelektual spesifik yang dinamakan kemampuan primer yaitu:
1.      Pemahaman Verbal
2.      Kemampuan Angka
3.      Kefasihan Kata
4.      Visualisasi Spasial
5.      Memori Asosiatif
6.      Penalaran
7.      Kecepatan Persepsi
Teori Triarkis Sternberg
Menurut teori yang dikembangkan oleh Robert J. Sternberg (1986, 2000), intelegensi muncul dalam bentuk:
1.      Intelegensi Analitis : kemampuan untuk menganalisis, menilai, mengevaluasi, membandingkan, dan mempertentangkan. Murid dengan kemampuan analitis yang tingi cenderung lebih disukai dalam sekolah umum (konvensional). Mereka mudah dalam menyerap pelajaran dan sering kali mendapat nilai bagus dan peringkat yang bagus pula.
2.      Intelegensi Kreatif : kemampuan untuk mencipta, mendesain, menciptakan, menemukan, dan mengimajinasikan. Murid dengan intelegensi kreatif tinggi biasanya bukan ranking atas dalam kelas. Mereka tidak dapat memeberi jawaban yang lazim dan tepat, tetapi jawaban yang unik dan aneh. Sehingga sering dimarahi dan disalahkan
3.      Intelegensi Praktis   : kemampuan untuk menggunakan, mengaplikasikan, mengimplementasikan, dan mempraktikkan. Murid dengan intelegensi praktis sering kali kesulitan memenuhi keinginan sekolah. Namun, murid ini sering kali berprestasi di luar sekolah. Mereka mempunyai keahlian social yang bagus dan pemahaman umum yang baik.

Delapan Kerangka Pikian Gardner
1.      Keahlian verbal: kemampuan untuk berpikir dengan kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan makna (penulis, wartawan, pembicara)
2.      Keahlian matematika : kemampuan untuk menyelesaikan operasi matematika (ilmuwan, insinyur, akuntan)
3.      Keahlian spasial : kemammpuan untuk berpikir tiga dimensi (arsitek, perupa, pelaut)
4.      Keahlian tubuh-kinestetik : kemampuan untuk memanipulasi objek dan cerdas dalam hal-hal fisik (ahli bedah, pengrajin, penari, atlet)
5.      Keahlian musik : sensitive terhadap nada, melodi, irama, dan suara (composer, musisi, dan pendengar yang sensitive)
6.      Keahlian intrapersonal : kemampuan untuk memahami diri sendiri dan menata kehidupan dirinya secara efektif (teolog, psikolog)
7.      Keahlian interpersonal : kemampuan untuk memahami dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain (guru teladan, professional kesehatan mental)
8.      Keahlian naturalis : kemampuan untuk mengamati pola-pola di alam dan memahami sistem alam dan sistem buatan manusia (petani, ahli botanim ahli ekologi, ahli tanah).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About