Intelegensi
INTELEGENSI
Pandangan Awam
Intelegensi
adalah istilah yang menggambarkan kecerdasar, kepintaran ataupun kemampuan
untuk memcahkan masalah yang dihadapi. Intelegensi terbagi menjadi 2 yaitu :
1.
Inteligen
Tinggi: Kemampuan untuk memahami dan menyelesaikan problem mental dengan cepat,
kemampuan mengingat, kreativitas tinggi dan imajinasi yang berkembang
2.
Intelegensi
Rendah: Kemampuan dengan perilaku yang lamban, tidak cepat mengerti, kurang
mampu menyelesaikan problem mental yang sederhana.
Intelegensi Menurut Ahli
Terman (1916) :
Intelegensi adalah kemammpuan seseorang untuk berpikir secara abstrak.
Thorndike (1921) :
Intelegensi adalah kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran atau fakta.
Wechsler
: Intelegensi sebagai totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak
dengan tujuan tertentu, berpikir secara rasional, serta menghadapi lingkungan
dengan efektif.
Flynn : Intelegensi adalah kemampuan berpikir
secara abstrak dan kesiapan untuk belajar dari pengalaman.
Keberhasilan dalam Belajar
Keberhasilan
dalam belajar dipengaruh beberapa factor diantaranya :
·
Faktor
Internal
-Fisik
: Panca Indera,
kondisi Psikologis
-Non
Kognitif : Minat,
motivasi, kepribadian
-Kognitif : Bakat dan Intelegensi
·
Faktor
Eksternal
-Fisik
: Kondisi tempat belajar,
sarana dan perlengkapan belajar, materi belajar, dan kondisi
lingkungan belajar.
-Sosial
: Dukungan social dan pengaruh
budaya
Tes Intelegensi Individual
Tes Binet
Pada tahun 1904 Menteri Pendidikan Perancis meminta
Psikolog Alfred Binet untuk menyusun
metode guna mengidentifikasi anak-anak yang tidak mampu belajar di sekolah.
Binet dan mahasiswanya, Theophile Simon, menyusun tes intelegensi untuk
memenuhi permintaan ini. Tes ini terdiri dari 30 pertanyaan, mulai dari
kemampuan untuk menyentuh telinga hingga kemampuan untuk menggambar desain
berdasarkan ingatan dan mendefinisikan konsep abstrak. Binet mengembangkan
konsep Mental Age (MA) atau usia
mental, yakni level perkembangan mental individu yang berkaitan dengan
perkembangan lain. Lalu pada tahun 1912 William Stern menciptakan konsep Intelligence
quotient (IQ), yaitu usia mental seseorang dibagi dengan usia
kronologis (chronologi age-CA),
dikalikan 100. Jadi rumusnya, IQ = MA/CA
x 100. Jika usia mental sama dengan usia kronologisnya, mak IQ orang
tersebut adalah 100, jika usia mental diatas usia kronologisnya, maka IQ orang
tersebut lebih dari 100.
Skala Wechsler
Skala Wechsler adalah tes yang dikembangkan oleh David
Wechsler. Tes ini mencakup Wechsler
Preschool and Primary Scale of Intellegence-Revised (WPPSIR) untuk menguji
anak usia 4 sampai 6,5 tahun. Wechsler
Intellegence Scale for Children-Revised (WISC-R) untuk anak dan remaja dari
usia 6 hingga 16 tahun dan Wechsler Adult
Intellegence Scale-Revised (WAIS-R). Selain menunjukkan IQ keseluruhan,
skala Wechsler juga menunjukkan IQ verbal dan IQ kinerja.
Teori Multiple Intellegences
Charles
Spearman mengatakan bahwa orang punya intelegensi umum yang disebut g, dan tipe intelegensi spesifik yang
disebut s. Sejak awal 1930-an, L.L
Thurstone (1938) mengatakan orang mempunyai tujuh kemampuan intelektual
spesifik yang dinamakan kemampuan primer yaitu:
1.
Pemahaman
Verbal
2.
Kemampuan
Angka
3.
Kefasihan
Kata
4.
Visualisasi
Spasial
5.
Memori
Asosiatif
6.
Penalaran
7.
Kecepatan
Persepsi
Teori Triarkis Sternberg
Menurut
teori yang dikembangkan oleh Robert J. Sternberg (1986, 2000), intelegensi
muncul dalam bentuk:
1.
Intelegensi
Analitis : kemampuan untuk menganalisis, menilai, mengevaluasi, membandingkan,
dan mempertentangkan. Murid dengan kemampuan analitis yang tingi cenderung
lebih disukai dalam sekolah umum (konvensional). Mereka mudah dalam menyerap
pelajaran dan sering kali mendapat nilai bagus dan peringkat yang bagus pula.
2.
Intelegensi
Kreatif : kemampuan untuk mencipta, mendesain, menciptakan, menemukan, dan
mengimajinasikan. Murid dengan intelegensi kreatif tinggi biasanya bukan
ranking atas dalam kelas. Mereka tidak dapat memeberi jawaban yang lazim dan
tepat, tetapi jawaban yang unik dan aneh. Sehingga sering dimarahi dan
disalahkan
3.
Intelegensi
Praktis : kemampuan untuk menggunakan,
mengaplikasikan, mengimplementasikan, dan mempraktikkan. Murid dengan
intelegensi praktis sering kali kesulitan memenuhi keinginan sekolah. Namun,
murid ini sering kali berprestasi di luar sekolah. Mereka mempunyai keahlian social
yang bagus dan pemahaman umum yang baik.
Delapan Kerangka Pikian Gardner
1. Keahlian verbal: kemampuan untuk berpikir dengan kata
dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan makna (penulis, wartawan,
pembicara)
2. Keahlian matematika : kemampuan untuk menyelesaikan
operasi matematika (ilmuwan, insinyur, akuntan)
3. Keahlian spasial : kemammpuan untuk berpikir tiga
dimensi (arsitek, perupa, pelaut)
4. Keahlian tubuh-kinestetik : kemampuan untuk
memanipulasi objek dan cerdas dalam hal-hal fisik (ahli bedah, pengrajin,
penari, atlet)
5. Keahlian musik : sensitive terhadap nada, melodi,
irama, dan suara (composer, musisi, dan pendengar yang sensitive)
6. Keahlian intrapersonal : kemampuan untuk memahami diri
sendiri dan menata kehidupan dirinya secara efektif (teolog, psikolog)
7. Keahlian interpersonal : kemampuan untuk memahami dan
berinteraksi secara efektif dengan orang lain (guru teladan, professional kesehatan
mental)
8. Keahlian naturalis : kemampuan untuk mengamati
pola-pola di alam dan memahami sistem alam dan sistem buatan manusia (petani,
ahli botanim ahli ekologi, ahli tanah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar